Saya sedang bersiap keluar makan malam ketika seorang kawan mengundang ke rumahnya untuk masak dan makan bareng. “Spaghetti yang dibuat sama orang Italia," katanya. Kebetulan sekali, saya super lapar! Tanpa panjang lebar saya meluncur ke rumahnya di kompleks kraton Yogya sembari membayangkan masakan italia otentik macam apa yang akan tercipta di rumah itu.
Nama spaghetti seolah tak bisa lepas dari Italia, negara yang konon memiliki koleksi lelaki ganteng kelas wahid. Beberapa sumber menyatakan pasta diperkenalkan oleh Marco Polo sepulangnya ia dari Cina, ada juga yang mengatakan pasta sudah pernah populer di italia pada jaman Etruscan (Italia Kuno, ratusan tahun SM) dan Romawi. Ada bukti yang menyebutkan bahwa mie a la Etruscan-Roman dibuat dari gandum durum yang sama seperti yang digunakan dalam membuat lasagna, walaupun lasagna tak tergolong pasta.
Pada tahun 1300-an, pasta kering menjadi populer karena nutrisi dan keawetannya sehingga ideal menjadi bekal para pelaut, yang sekaligus juga mempopulerkan pasta ke seluruh dunia. Namun pada jaman itu, pasta belum bertemu jodohnya: tomat. Pertemuan dua jenis bahan makanan ini terjadi baru pada abad ke-19, yang menjadi salah satu bagian penting dalam sejarah pasta.
Di Negara asalnya, pasta dapat ditemui dalam ratusan variasi, secara umum ada bentuk kering (pasta secca) dan basah (pasta fresca), yang ternyata penggunaannya pun berbeda, masakan tertentu hanya menggunakan pasta kering, makanan lainnya hanya memakai pasta basah. Beberapa jenis masakan tertentu bisa menggunakan kedua jenis pasta ini.
Jadi, masakan apa yang akan dimasak malam itu? Ketika saya datang tak terdapat tanda-tanda adanya kegiatan di dapur dan kebetulan juga tak ada bungkusan belanjaan bahan makanan seperti biasanya sebelum kegiatan memasak dilakukan. Asumsi saya adalah, mereka belum belanja, damn… perut sudah lapar… Ternyata acara masak kali ini cukup simpel dan tak memerlukan banyak bahan seperti yang saya bayangkan. Sang koki membawa hampir semua bahan makanan dari negaranya, termasuk EVOO (Extra Virgin Olive Oil), tentu saja itu membuat saya kagum, sekaligus geli…
“So you brought all thesel from your country?” tanya saya.
“Yes…” jawabnya pendek sambil nyengir.
Dia mulai mengiris dua jenis keju yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Keju asap, Ricotta Affumicata (Smoked Ricotta) dan Montasio 8 Months, yang seperti namanya, menandakan umur produksi keju itu sebelum siap konsumsi. Katanya ada juga pilihan umur lain yang rasanya tentu berbeda. Masing-masing kami diberinya sepotong keju asap, yang berasa ajaib, rasa asap… agak bertekstur (menurut seorang teman, rasanya seperti daging… dia aneh…). Montasio 8 months aromanya agak asam tapi tak terasa asam di lidah… Lidah saya perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan kedua keju ini.
Lalu entah dari mana dia mengeluarkan bawang bombay putih (white onion), lagi-lagi saya belum pernah melihat makhluk ini sebelumnya.
“You also brought this onion from Italy?”
“Yea, hahahaha”
“What’s the difference with this one?” sambil nunjuk bawang bombay merah.
“Only good chef knows that, haha”
Saya cuma geleng-geleng kepala… Bahan yang digunakannya sederhana saja, selain spagetthi, keju dan bawang bombay, ada saus tomat dan pesto, selesai. That’s it, yang dijadikannya 2 jenis masakan spaghetti. Satu dengan saus tomat dan parutan keju asap. Satu dengan Pesto. Disajikan dalam satu piring dengan potongan keju. Sederhana.
Ada aturan tentang olahan pasta: pasta dengan bentuk sederhana baik dipasangkan dengan saus yang sederhana pula. Sementara pasta berbentuk lebih rumit cocok dengan saus yang lebih pekat dan kaya rasa. Dalam hal ini, Enrique, cowok italia ini sudah menerapkannya dengan baik (Yaeyyalah secara negaranya sudah identik dengan pasta).
No comments:
Post a Comment